
Menjalankan visi Dexa Group sebagai Respected International Healthcare Company, PT Medela Potentia berpartisipasi pada International Finance Corporation (IFC) Global Private Health Conference 2025 yang diselenggarakan oleh IFC pada 18-20 Februari 2025 di Nusa Dua, Bali.
Mengusung tema utama "Impactful Investing for Your Tech-Enabled Accessible Health Systems, Breaking Barriers, Building Trust, Bridging Gap," konferensi ini bertujuan menekankan pentingnya memperkuat sistem kesehatan di negara-negara berkembang untuk mengatasi tantangan kesehatan dunia dengan memperluas akses pada produk dan layanan kesehatan, meningkatkan pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Sektor swasta memiliki peran penting melalui investasi yang berdampak pada model bisnis berbasis teknologi yang mendorong industri kesehatan berkelanjutan, sehingga berkontribusi pada hasil kesehatan yang lebih baik.
Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara sektor publik dan swasta guna mendorong pertumbuhan industri kesehatan di negara berkembang. IFC Global Private Health Conference 2025 dihadiri oleh perwakilan industri global seperti farmasi, rumah sakit, perusahaan teknologi kesehatan, perusahaan investasi dan perwakilan pemerintah Indonesia.
Hadir sebagai salah satu pembicara, Direktur Utama PT Medela Potentia, Bapak Krestijanto Pandji pada salah satu sesi talkshow bertajuk "Building Bridges, Growing Health: Unlocking the Indonesia Health Sector Through Strategic Partnership and Investment – An Indonesia LifeScience Perspective".
Turut hadir sebagai pembicara, Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan RI, Bapak Roy Himawan; Managing Director Mandiri Sekuritas, Ibu Silva Halim; Senior Industry Specialist Pharma & Biotech IFC, Mr. Subir Sasak; serta Business Development Director Biofarma, Ibu Yuliana Indriati; sementara Investment Officer IFC, Mrs. Ridhi Gupta, bertindak sebagai moderator.
Dalam sesi tersebut, Bapak Krestijanto Pandji menekankan pentingnya sistem rantai dingin (cold chain) dalam distribusi produk kesehatan. PT Medela Potentia melalui entitas anak PT Anugrah Argon Medica (AAM) telah memiliki fasilitas distribusi produk rantai dingin secara mandiri sejak lebih dari 25 tahun yang lalu sehingga dapat menjaga kualitas dan keamanan produk.
Ia menambahkan, dalam membangun infrastruktur cold chain secara mandiri untuk setiap gudang memerlukan investasi yang cukup besar. Oleh karena itu, skema Public-Private Partnership (PPP) dapat menjadi solusi dalam pengembangan fasilitas cold chain yang bisa digunakan untuk mendistribusikan produk kesehatan secara luas.
"Cold chain bukan sesuatu yang mudah dan biayanya tinggi. Jika setiap gudang harus membangun sendiri, biayanya sangat besar. Ini bisa menjadi peluang untuk membangun fasilitas cold chain yang dapat digunakan untuk vaksin, produk farmasi, dan alat kesehatan," ujarnya.

Selain itu, Bapak Krestijanto juga menyoroti pentingnya digitalisasi dalam memastikan kualitas dan keaslian produk farmasi dengan penerapan sistem "Track and Trace" seperti di Eropa, di mana setiap produk farmasi diberi kode QR yang dapat ditelusuri oleh Kementerian Kesehatan atau BPOM. Kode QR akan memberikan informasi tentang lokasi, pembuat, kandungan aktif, dan tanggal kadaluarsa secara transparan.
"Digitalisasi sangat penting untuk memastikan bahwa produk yang beredar adalah asli dan berkualitas. Dengan sistem track and trace, setiap boks memiliki kode QR yang memungkinkan pelacakan dari pabrik hingga pengguna akhir," jelasnya.
IFC Global Private Health Conference 2025 diharapkan dapat mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia. Dengan investasi strategis dan kemitraan yang kuat, sektor kesehatan nasional diharapkan semakin maju dan memberikan produk yang lebih aman serta terjangkau bagi masyarakat.